Di milis Keluarga Unesa, salah seorang miliser, mas Habe Arifin, mengabarkan sedang tidak fit karena salah makan. Alhasil terompet tahun baruan serasa memekakkan telinga dan mengganggu ketenangan tubuh yang lagi butuh rehat. Mantan aktivis mahasiswa, jurnalis kawakan, yang sekarang menjadi koordinator program Eco Transport itu bercerita tentang acara makan bakso seharga 40 ribu yang membuatnya diare berat.
Syafakallah mas Habe. Ndang waras. Kena bakso 40 ribu, cek larange yo. Biasanya harga makanan di Melbourne 9-10 kali lipat, ini kok cuma separonya. Kalau saya lagi kemecer pingin bakso, saya harus mengeluarkan duit 8-10 dolar. Harga makanan segitu sudah standard. Tapi sekarang saya lebih sering buat bakso sendiri. Ngirit. Daging giling 1 kilo 10 dolar, ditambahi tepung bakso, sudah bisa jadi pentol 60-an biji.
Sedang tidak fit dan tetap mengingat nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan. Subhanallah, indah sekali. Terjemahan ayat dari surat ar Rahman ini dikutip mas Habe dalam postingannya. Betul-betul menjadi pengingat bahwa manusia memang tidak punya daya apa-apa di hadapan Allah SWT.
Kok ya pas bener dengan yang saya baca pagi ini. Setelah shalat Shubuh, saya membuka komputer. Pagi ini saya sedang ingin googling tafsir ar Rahman. Surat ini semakin banyak dibaca dan didengar, semakin membuat kita takjub atas nikmat dan kekuasaan Allah. Biasanya saya suka mewek bila membaca atau mendengar syeikh Mishari melantunkan surat ini. Bikin merinding. Saat baru hari-hari pertama di Melbourne, lantunan syeikh Mishari membuat hati meleleh, sekaligus menghangatkan hati yang sedang dilanda dinginnya angin awal musim semi 2011 lalu (baca tulisan saya di sini).
Surat ini, sejak dari ayat 13 dan diulang sebanyak 31 kali, dengan jelas menyebutkan jin dan manusia untuk tidak mendustakan nikmat Allah SWT. Fa bi ayyi alaa’i Rabbikuma tukadhdhiban (“O jinn and men, which blessings of your Lord will you deny?”).
Dalam tafsir disebutkan bahwa surat Ar Rahman menyebut tidak saja manusia, namun juga jin, untuk menyadari keagungan segala kekuatan Allah, berkah dariNya yang tidak bisa dihitung, harmoni dan keseimbangan alam beserta isinya yang sudah ditetapkan oleh Allah, ketidak-berdayaan manusia dan jin di depan Allah, dan segala tanggung-jawab yang harus kita jaga, serta peringatan bila kita tidak mematuhi perintahNya.
Di berbagai hadith diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW membaca surat Ar Rahman di hadapan para pengikutnya, Nabi bertanya mengapa tidak ada yang menjawab dengan jawaban benar sebagaimana jin mengucapkannya di hadapan Tuhannya. Maka orang-orang bertanya, ‘ya Nabi, apakah jawaban para jin itu ketika mendengar ayat itu?’ Maka beliau menjawab, ‘bila aku bacakan Fa bi ayyi alaa’i Rabbikuma tukadhdhiban, para jin menjawab, La bi shai’in min ni’mati Rabbi- na nukadhdhib, ‘kami tidak mengingkari apapun nikmat Allah.
Dalam sakit maupun sehat, suka maupun duka, kesulitan dan kemudahan, tak satu kejadianpun lepas dari kuasa Allah. Dengan senantiasa mengingat Allah, maka kita akan merasa tenang. Semoga kita termasuk di dalam golongan orang-orang yang tidak mengingkari nikmat Allah SWT. Amiin YRA.