Hari ini, tanggal 23 April adalah World Book Day. Saya kira tidak ada yang akan menyangkal bahwa buku perlu hadir dalam keseharian kita. Dengan geliat literasi di sekolah dan masyarakat yang semakin dahsyat, pertanyaan ‘apa pentingnya membaca?’ atau ‘apa itu literasi?’ tidak lagi relevan. Yang lebih sering ditanyakan banyak pihak sekarang adalah ‘apa lagi setelah membaca?’ atau ‘apa yang harus dilakukan dengan literasi?’

Buku sebenarnya hanya satu di antara empat lapis literasi. Buku baru akan berperan maksimal bila tiga lapis lainnya juga menyertai. Keempat lapis literasi yang perlu hadir adalah: lingkungan kaya teks, buku, bahasa tulis, dan bahasa lisan.

Bagaimana agar empat lapis literasi ini dapat mengembangkan praktik dan kemampuan literasi anak? Mari kita belajar singkat tentang ORIM Framework. ORIM adalah singkatan dari OPPORTUNITIES, RECOGNITION, INTERACTION, AND MODELLING.

ORIM foto

Menurut kerangka ORIM ini,  literasi anak akan berkembang bila orangtua memberikan atau melakukan empat hal: KESEMPATAN, PENGAKUAN, INTERAKSI, dan KETELADANAN. Kerangka ini dapat digunakan untuk mencermati atau merencanakan kegiatan literasi di rumah maupun di sekolah.

Orangtua perlu memberikan kesempatan agar literasi menjadi praktik dan berkembang menjadi kemampuan. Memberikan pensil dan kertas kepada anak, mengajak anak ke perpustakaan dan menjadi anggota, menyediakan ruang di rumah agar peristiwa literasi dapat terjadi, menempatkan buku dan peralatan tulis di tempat yang mudah dijangkau adalah beberapa contoh sederhana yang dapat kita lakukan.

DSC_0355

Orangtua juga dapat dan perlu memberikan pengakuan kepada keberhasilan anak, sesimpel apapun, misalnya dengan memberikan catatan pujian, mendiskusikan hal yang berhasil dilakukan anak.

Interaksi dapat dilakukan dengan menyediakan waktu bersama dengan anak melalui kegiatan membaca bersama, bermain tebak kata, bermain Scrabble, atau menulis kartu ucapan untuk teman.

LITERACRAFT

Tak kalah pentingnya, dan barangkali yang paling penting adalah contoh dan keteladanan dari orangtua. Ayah atau ibu yang sering kelihatan membaca dan/atau menulis akan memberikan penguatan bagi anak. Menulis resep, mengetik, mengerjakan Teka Teki Silang, melengkapi formulir, mencatat hal penting ke dalam buku adalah kegiatan sederhana tapi menjadi contoh praktik literasi yang baik di rumah.

Nah, ayah bunda, mau coba seberapa banyak ORIM kita lakukan di rumah dan seberapa kaya lapis literasi kita sediakan di rumah? Silakan amati dan catat kegiatan literasi di rumah dengan menggunakan tabel di atas. Isikan seperti apa kesempatan, pengakuan, interaksi, dan keteladanan yang sudah Anda berikan untuk setiap lapis literasi kepada anak, baik di rumah maupun di sekolah. Anda akan takjub sendiri betapa literatnya Anda sebagai orangtua.

Jangan lupa berbagi kisah ORIM Anda di rumah ya!

 

Rujukan:

Nutbrown, C, Hannon, P. & Morgan, A. (2005) Early literacy work with families: policy, and research. London: Sage.