Saya biasanya mengikuti seminar atau konferensi yang punya tema besar dalam disiplin tertentu sebagai payung dari berbagai subtema. Partisipasi saya juga dengan berbagai peran. Seringnya ikut sebagai presenter, kadang sebagai peserta, dan sesekali sebagai pembicara utama. Nah, acara yang saya ikuti di Taichung, Taiwan ini beda. Bukan seminar atau konferensi, tapi kongres. Temanya juga spesifik banget. Judul lengkapnya The 5th World Congress on Extensive Reading. Tuan rumahnya adalah Feng Chia University. Saya akan menggunakan istilah ER dalam tulisan kali ini. Ben ringkes.

Bicara ER dalam konteks GLS berarti bicara tentang pembiasaan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Reading for Pleasure. Istilah yang sering dipakai di GLS adalah pembiasaan 15 menit membaca. Lha iya, ER yang ‘cuma’pembiasaan saja sampai dibuat tema kongres tingkat dunia setiap 2 tahun sekali, dan saat ini sudah yang kelima. Ini artinya bahwa ER BUKANLAH sekedar pembiasaan. Menurut pakar pembelajaran bahasa Inggris, ER adalah cara nomor wahid untuk meningkatkan kemampuan bahasa seseorang. Rasanya tidak ada satu orang pakarpun yang menyangkal pentingnya ER dalam proses pembelajaran bahasa. Kalau ada guru (atau bahkan dosen) yang masih belum percaya bahwa ER perlu mendapatkan perhatian serius dalam pembelajaran bahasa, bisa dipastikan mereka tidak suka membaca. Lha kalau ada guru yang tidak suka membaca, jangan heran bila siswanya lebih malas lagi membaca.

Kongres ER ini diadakan selama 4 hari, mulai tanggal 9-12 Agustus.  Hari pertama untuk workshop, dan 3 hari berikutnya untuk konferensi. Tanggal 13 Agustus untuk excursion (baca: jalan-jalan mengenal budaya Taiwan). Topiknya maha menarik. Sampai bingung milih mau ikut yang mana. ER dikaitkan dengan berbagai aspek kebahasaan, psikologis, sampai budaya; diteliti dengan berbagai metode penelitian; dilakukan di berbagai setting, mulai Afrika Selatan sampai Amerika Serikat, tapi paling banyak di konteks negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Setiap hari ada Plenary Session dari pakar yang tidak perlu diragukan lagi. Di catatan kali ini saya ulas plenary session pertama (10 Agustus 2019) tentang ER research oleh Rob Waring.

Plenary session pertama amat kuat pesan akademiknya tentang bagaimana ER berkaitan erat dengan berbagai aspek keterampilan bahasa, komponen bahasa, dan faktor afektif. Sesi ini dibawakan oleh Rob Waring, executive board member Extensive Reading Foundation (ERF). Ini yayasan yang mengadakan kongres ER. Pengurusnya para akademisi yang meneliti, melakukan, dan mempromosikan ER dalam berbagai konteks. Presentasi Rob Waring mencantumkan ratusan penelitian sebelumnya ttg ER, tapi itupun masih banyak ruang yang harus diisi oleh penelitian-penelitian yang lain.

Waring dkk mengelompokkan tema-tema penelitian ER, antara lain:

  • ER mengembangkan kemampuan Listening dan Speaking
  • ER berkorelasi dengan peningkatan hasil tes kemampuan bahasa seperti TOEIC
  • ER meningkatan kegemaran membaca
  • ER meningkatkan keterampilan, kecepatan, dan pemahaman membaca
  • ER mengembangkan kosa kata
  • ER berkaitan erat dengan motivasi membaca
  • Dampak ER terhadap penguasaan bahasa kedua

Saking banyaknya penelitian ER, sampai-sampai harus dikelompokkan seperti di atas. Bila Anda tertarik membaca abstrak dari penelitian-penelitian ER, silakan klik di website ERF sini.

Di setiap kategori ini sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan dengan berbagai konteks, tapi tetap saja tidak akan ada habisnya. Mengapa? Karena jauh lebih mudah mengatakan bahwa ER itu penting daripada melakukannya. Itulah sebabnya di banyak sekolah/universitas, ER menjadi program yang diwajibkan. Kalau tidak ‘dipaksa’, banyak siswa/mahasiswa yang lebih memilih untuk tidak membaca. Ini bukan hanya sekedar asumsi, tapi banyak hasil penelitian ER menyatakan begitu.

Dari banyak hal penting yang disampaikan Rob Waring, salah satu point yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana itung-itungan waktu membaca dapat menjadikan seorang pembelajar bahasa asing tingkat Beginner mencapai tingkat Advanced. Berikut ringkasannya:

2 minutes per day (5 days a week) will take them 20.7 years

5 minutes per day (5 days a week) will take them 8.3 years

10 minutes per day (5 days a week) will take them 4.1 years

15 minutes per day (5 days a week) will take them 2.8 years

20 minutes per day (5 days a week) will take them 2.0 years

 

Jadi bila Anda ingin meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, dengan membaca buku (terutama fiksi) 20 menit per hari selama 5 hari saja, kemungkinan besar skor kemampuan Bahasa Inggris Anda akan meningkat tajam dalam waktu 2 tahun saja. Janji ya: gak boleh bolong di hari biasa. Apapun alasan dan kesibukan Anda. Saya kasih libur deh di akhir pekan. Kalau tidak percaya, silakan coba sendiri.

Menyusun program ER tidak susah. Syaratnya harus ada buku berjenjang. Boleh cetak maupun digital. Baik dalam konteks pembelajaran bahasa pertama maupun bahasa asing. Yang lebih susah, kata Rob (dan saya mengamininya), adalah keengganan sekolah atau sesama guru/dosen akan pentingnya ER. Masak iya hanya dengan membaca, tanpa tugas macam-macam, terus Bahasa Inggrisnya bisa lebih bagus daripada belajar dengan banyak latihan grammar dan soal-soal bahasa? Boleh tidak percaya, tapi seorang pakar Applied Linguistics dari Taiwan, Sy Ying Lee, membuktikannya. Penelitiannya yang membandingkan tiga treatment–ER, ER + bedah kata, dan ER + latihan soal–menunjukkan bahwa kelas yang diberi treatment dengan ER malah menunjukkan peningkatan kemampuan bahasa lebih stabil dalam jangka waktu lama. Presentasi Lee akan saya ceritakan di tulisan berikutnya.

Ini pakar-pakar yang tidak hanya meneliti dan menelurkan penemuan baru. Mereka juga adalah dosen yang juga melakukannya di kelas yang mereka ajar. Nah, kalau para pakar sudah bilang begitu, dan kita masih beralasan ini itu, entah bagaimana lagi caranya meyakinkan diri kita sendiri.

Di akhir presentasi, Rob memberikan nasihat terbaik:

If you want to make the most positive change that you can to your language course, set up an extensive reading program.

Yang mau S2 atau S3, nih ada banyak bidang garapan yang akan berkontribusi besar untuk bangsa dan negara. Eaaaa!

rob waring
Tujuan foto dengan Rob Waring untuk kasih bukti ke Andy Cirocki bahwa Rob masih mengingatnya. Andy adalah visiting lecturer dari York University yang saat foto ini diambil sedang berada di Unesa (untuk keempat kalinya). This is a small world.

Bila Anda berminat mendapatkan materi presentasi Rob Waring, silakan email saya di tiwik.pr@gmail.com.