Review buku Suara dari Marjin oleh Hernowo Hasim (penulis)
Ketika draft buku Suara dari Marjin dikirimkan kepada saya, saya langsung bilang ke Mbak Tiwik—panggilan akrab Pratiwi Retnaningdyah—dan Mbak Sofie bahwa Bab 2 dan Bab 3 sangatlah mengesankan diri saya. Dua bab tersebut berisi pengalaman literasi kedua penulis buku yang juga menjadi anggota satuan tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud.
Mbak Tiwik adalah doktor literasi dari Universitas Melbourne, Australia, sementara gelar doktor Mbak Sofie diraih di Universitas Illinois, Amerika Serikat. Sebelum saya memperoleh buku karya kolaborasi mereka, saya sudah membaca banyak tentang pengalaman literasi Mbak Tiwik lewat website IGI yang diposting oleh Pak Satria Dharma. Tulisan-tulisan Mbak Tiwik sangat menginpsirasi saya untuk menggerakkan literasi sejak dini.
Saya baru mengenal secara dekat Mbak Sofie ketika diundang oleh satgas GLS—yang diketuai oleh Dr. Pangesti Wiedarti—dalam acara FGD yang membahas topik penjenjangan buku. Sehabis ketemu di acara tersebut, Mbak Sofie kemudian mengirimkan beberapa file artikel yang ditulisnya tentang literasi kepada saya via email. Saya pun banyak mendapat sudut pandang baru dalam memandang literasi.
“Menjadi literat lebih kompleks dari sekadar memahami simbol tertulis,” tulis Mbak Sofie di halaman 26 ketika menjelaskan pengalaman literasinya di negara Paman Sam. “Perlakuan yang diberikan kepada kelompok minoritas yang tidak berbicara dengan bahasa kaum mayoritas, tidak berperilaku, atau berpikir, atau memahami konsep tentang kebersihan, keamanan, gaya hidup sehat, memuat diskursus tentang literasi yang bukan sekadar aksara, namun juga cara hidup dan berbudaya.”
Dan salah satu pengalaman literasi Mbak Tiwik yang saya ingat hingga kini—saya memposting di Facebook pada 24 Juni 2012 dan saya posting ulang pada 2 Maret 2015—adalah tentang “reading center”. Mbak Tiwik menulis, “Yang dimaksud Reading Centre ini sebenarnya hanyalah salah satu ujung ruang bermain seluas 1 X 1 meter persegi. Ada rak buku kecil dan beberapa buku. Di atas rak yang lain ada beberapa kardus berisi buku. Empat kursi sofa untuk ukuran anak-anak ditata seperti ruang tamu. Tidak luas, namun nyaman.
“Ada sebuah poster tertempel di dinding yang menyebutkan fungsi Reading Centre sebagai tempat anak-anak untuk bersantai, menikmati dan mengeksplorasi buku-buku dalam suasana yang tenang dan menyenangkan. Anak-anak bisa merasakan pengalaman memegang dan membaca buku, terlibat dalam komunikasi non-verbal, memaknai gambar dan teks, dan bercakap-cakap tentang apa yang mereka temukan dalam buku-buku tersebut. Pengalaman-pengalaman inilah yang akan membawa mereka ke ‘pengalaman membaca yang sebenarnya.”
Terus terang pengalaman literasi Mbak Sofie dan Mbak Tiwik tersebut kemudian sedikit “memaksa” dan mengarahkan saya untuk membaca secara mendalam Bab 7. Judul Bab 7 buku Suara dari Marjin kemudian saya pakai untuk menjuduli tulisan saya ini. Mbak Sofie dan Mbak Tiwik dengan bagus mempertanyakan arah gerakan literasi kita. Katanya, literasi saat ini diperlakukan seperti fashion. “Kita beramai-ramai memakainya agar tak tertinggal gerbong pendidikan modern. Pada gerbong ini, kriteria kemelekaksaraan menjadi usang. Kita mengamini bahwa seseorang tak cukup dapat membaca. Ia harus dapat memahami bacaan tersebut, menganalisis, memilahnya, lalu menggunakannya untuk meningkatkan taraf kehidupan…. Namun, apakah gerakan literasi kita melangkah ke arah yang seharusnya?”
Buku Suara dari Marjin: Literasi sebagai Praktik Sosial (PT Remaja Rosdakarya, Mei 2017) sangat mencerahkan diri saya. Apakah suara-suara yang berasal dari buku ini akan didengarkan oleh bangsa yang sedang mabuk literasi saat ini? Apakah arah gerakan literasi—yang dicoba dikritisi oleh buku ini—akan benar-benar melangkah ke arah yang seharusnya? Apakah literasi lokal yang mengakar pada kekhasan praktik budaya dan jati diri bangsa—sebagaimana dibahas dengan sangat menarik oleh buku ini—akan mendapat perhatian pula?
Terima kasih Mbak Sofie Dewayani dan Mbak Tiwik yang sudah menulis buku bagus dan penting ini.[]